Komisi I DPRD Kota Probolinggo Belajar Toleransi di Pondok Pesantren Nurul Jadid Bali - Pembaca berita Info Terkini, kami menghadirkan kabar berjudul Komisi I DPRD Kota Probolinggo Belajar Toleransi di Pondok Pesantren Nurul Jadid Bali, kami telah mempersiapkan banyak berita dalam situs kami dari hasil bidikan reporter kami dilapangan maupun dari hasil referensi kantor berita online nasional maupun internasional
Artikel Nasional,
Artikel News, yang kami tulis kembali dengan sedikit penyempurnaan.
Topik berita berikut adalah : Komisi I DPRD Kota Probolinggo Belajar Toleransi di Pondok Pesantren Nurul Jadid Bali
Buleleng Bali - Komisi l Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Probolinggo, Jawa Timur, melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren (PP) Nurul Jadid, di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali, Jumat (8/6/2018) kemarin.
Acara tersebut, dihadiri oleh Ketua DPRD Kota Probolinggo, Agus Rudyanto Ghofur; Ketua Komisi l DPRD Kota Probolinggo, H. Abdul Aziz beserta anggota komisi; Kiai Taufiqurrahman Mahfudz dan para tokok agama; Jro Mangku Alit selaku Ketua Desa Adat Pemuteran; Pendeta Philipus; perbekel Desa Pemuteran serta Pengurus PP Nurul Jadid.
Abdul Aziz, menyampaikan kunjungan Komisi l DPRD Kota Probolinggo ke PP Nurul Jadid, untuk mempelajari resep-resep kehidupan damai dan rukun antara para pemeluk agama di Bali, yang selama ini tetap terjaga dan lestari.
"Kami ingin belajar toleransi dari pesantren yang menjadi pelopor kerukunan antar umat beragama di Bali. Oleh karena itu, kami berkunjung ke Pondok Pesantren Nurul Jadid Buleleng ini," ucapnya.
Sementara Kiai Taufiq menjelaskan, bahwa hubungan baik antar umat beragama, khususnya umat Islam dan Hindu di Bali sudah terjalin sejak dahulu. Karena kerukunan itu, sudah terbentuk dari hati, bukan dari teori.
"Orang Hindu sering membantu Muslim dan sebaliknya, orang Muslim pun sering membantu saudara yang Hindu. Maka, hubungan yang baik itu terus dirawat dan dilanjutkan oleh generasi para pemuda. Para santri terus merawatnya Ukhuwah (Persaudaraan) tersebut," ucapnya.
Menurut Kiai Taufiq yang memang lahir di Bali ini, kerukunan antara umat beragama di Bali bisa dilihat jika Hari Raya Nyepi, para umat muslim disini sangat menghormati dan tidak membuat keributan.
"Semuanya terjalin baik, Pondok Pesantren Nurul Jadid Buleleng Bali, memang berniat terus merawat dan menjaga harmonisasi dan toleransi ini," jelasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Jro Mangku Alit, menurutnya rasa harmonisasi dan toleransi sudah terjalin rapi dari para pendahulu atau para orang tua. Selain itu, rasa persaudaraan sudah tertanam dalam-dalam.
"Kalau hari Raya Idhul Fitri, kami diberi kue dan bingkisan oleh saudara muslim. Begitu juga kalau Galungan dan Kuningan, kami pun memberikan buah-buahan dan kue kepada saudara muslim," tuturnya.
Jro Mangku Alit menambahkan, persaudaraan akan terus baik selama tidak diganggu oleh orang luar. "Siapa orang luar itu, ya orang yang beraliran keras. Makanya, orang luar seperti itu diusir dari sini. Bukan, kami yang mengusir, tapi saudara muslim. Semuanya saling menjaga, jangan sampai ada tamu yang mengganggu harmonisasi yang sudah terjalin," jelas Jro Mangku Alit.
Sedangkan menurut Pendeta Philipus menyampaikan bahwa rasa damai dan kasih harus selalu ditebarkan oleh seluruh umat beragama. Dengan begitu, Bali akan terus damai dan tentunya wisatawan akan senantiasa merasa nyaman.
"Di Pesantren ini adalah tempat yang sejuk dan menebarkan kesejukan," ucapnya.
Bagikan link berita untuk teman https://infot3rkini.blogspot.com/2018/06/komisi-i-dprd-kota-probolinggo-belajar.html
Topik berita berikut adalah : Komisi I DPRD Kota Probolinggo Belajar Toleransi di Pondok Pesantren Nurul Jadid Bali
Buleleng Bali - Komisi l Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Probolinggo, Jawa Timur, melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren (PP) Nurul Jadid, di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali, Jumat (8/6/2018) kemarin.
Acara tersebut, dihadiri oleh Ketua DPRD Kota Probolinggo, Agus Rudyanto Ghofur; Ketua Komisi l DPRD Kota Probolinggo, H. Abdul Aziz beserta anggota komisi; Kiai Taufiqurrahman Mahfudz dan para tokok agama; Jro Mangku Alit selaku Ketua Desa Adat Pemuteran; Pendeta Philipus; perbekel Desa Pemuteran serta Pengurus PP Nurul Jadid.
Abdul Aziz, menyampaikan kunjungan Komisi l DPRD Kota Probolinggo ke PP Nurul Jadid, untuk mempelajari resep-resep kehidupan damai dan rukun antara para pemeluk agama di Bali, yang selama ini tetap terjaga dan lestari.
"Kami ingin belajar toleransi dari pesantren yang menjadi pelopor kerukunan antar umat beragama di Bali. Oleh karena itu, kami berkunjung ke Pondok Pesantren Nurul Jadid Buleleng ini," ucapnya.
Sementara Kiai Taufiq menjelaskan, bahwa hubungan baik antar umat beragama, khususnya umat Islam dan Hindu di Bali sudah terjalin sejak dahulu. Karena kerukunan itu, sudah terbentuk dari hati, bukan dari teori.
"Orang Hindu sering membantu Muslim dan sebaliknya, orang Muslim pun sering membantu saudara yang Hindu. Maka, hubungan yang baik itu terus dirawat dan dilanjutkan oleh generasi para pemuda. Para santri terus merawatnya Ukhuwah (Persaudaraan) tersebut," ucapnya.
Menurut Kiai Taufiq yang memang lahir di Bali ini, kerukunan antara umat beragama di Bali bisa dilihat jika Hari Raya Nyepi, para umat muslim disini sangat menghormati dan tidak membuat keributan.
"Semuanya terjalin baik, Pondok Pesantren Nurul Jadid Buleleng Bali, memang berniat terus merawat dan menjaga harmonisasi dan toleransi ini," jelasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Jro Mangku Alit, menurutnya rasa harmonisasi dan toleransi sudah terjalin rapi dari para pendahulu atau para orang tua. Selain itu, rasa persaudaraan sudah tertanam dalam-dalam.
"Kalau hari Raya Idhul Fitri, kami diberi kue dan bingkisan oleh saudara muslim. Begitu juga kalau Galungan dan Kuningan, kami pun memberikan buah-buahan dan kue kepada saudara muslim," tuturnya.
Jro Mangku Alit menambahkan, persaudaraan akan terus baik selama tidak diganggu oleh orang luar. "Siapa orang luar itu, ya orang yang beraliran keras. Makanya, orang luar seperti itu diusir dari sini. Bukan, kami yang mengusir, tapi saudara muslim. Semuanya saling menjaga, jangan sampai ada tamu yang mengganggu harmonisasi yang sudah terjalin," jelas Jro Mangku Alit.
Sedangkan menurut Pendeta Philipus menyampaikan bahwa rasa damai dan kasih harus selalu ditebarkan oleh seluruh umat beragama. Dengan begitu, Bali akan terus damai dan tentunya wisatawan akan senantiasa merasa nyaman.
"Di Pesantren ini adalah tempat yang sejuk dan menebarkan kesejukan," ucapnya.
Sekian kabar Komisi I DPRD Kota Probolinggo Belajar Toleransi di Pondok Pesantren Nurul Jadid Bali dan dapatkan juga banyak kabar menarik paling hangat, top, dan paling baru.
Bagikan link berita untuk teman https://infot3rkini.blogspot.com/2018/06/komisi-i-dprd-kota-probolinggo-belajar.html